Gerimis jatuh kudengar suara di pintu
bayang - bayang angin berdiri di depanmu
tak usah kauucapkan apa - apa; seribu kata
menjelma malam, tak ada yang di sana
dan hari pun tiba. Kita berkemas senantiasa
kita berkemas sementara jarum melewati angka - angka
kau pun menyapa; ke mana kita?
tiba - tiba terasa musim mulai menanggalkan daun - daunnya
tak usah; kata membeku, detik meruncing di ujung sepi itu
mengelincir jatuh. Waktu kau tutup pintu,
belum teduh dukamu
tiba - tiba terasa kita tak sanggup menyelesaikan kata
tiba - tiba terasa bahwa hanya terisa gema
sewaktu hari pun merapat
Jarum jam sibuk membilang saat - saat, terlambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar